Kamis, 09 Mei 2013

Hitam - Putih


Gak tau harus gimana kalau ngomongin tentang kehidupan duniawi, tentang harta, mencari kebahagiaan, dan menyatukan perbedaan. Ada orang yang merasa hidupnya selalu kekurangan, ada orang yang yang hartanya seakan tak pernah habis. Ada begitu banyak keinginan dan kesengan sesaat. entah bagaimana sampai sekarang kalau bertemu dengan dua kubu dengan tingkatan materi yang berbeda akan menjadi sebuah masalah. Aku selalu bertanya-tanya apa yang selalu dipermasalahkan dan diperdebatkan oleh mereka? apakah harta bisa menjadi sebuah hambatan untuk perkenalan, pertemanan, dan cinta? aku rasa semua permasalahan yang menghambat itu semua hanyalah omong-kosong besar yang tidak bisa dijadikan sebuah alasan yang tepat. Bagaimana mereka yang mereasa kekurangan berkata "kamu kan punya kasta atas, aku kasta bawah" dan kata-kata ini bahkan bisa diselipkan entah apapun pembahasannya. Berapapun banyak-sedikitnya harta bisa menjadikan sebuah tembok pembatas dan pemisah dari pemikiran aneh tidak bermutu.

Dan suatu hari aku melihat sekumpulan bocah bermain riang gembira di sebuah lapangan. Lalu datang orangtuanya yang memarahi salah satu anaknya dan berkata "kamu harus tau diri, kita orang gak mampu. Dia orang kaya dan kita gak pantas jadi temannya." atau kebalikannya dari orang yang merasa kaya "mereka itu miskin, gak mungkin kamu bisa bahagia berteman sama dia, dia gak punya apa-apa". Siapa yang menentukan sebuah kata pantas dan tidak? Apakah orangtua atau lingkungan? Aku rasa kata pantas dan tidak bisa dimulai dari diri sendiri. hanya diri sendiri yang tau bagaimana kemampuan kita. Lalu kenapa ini menjadi sebuah permasalahan? Entah sadar atau enggak, ini yang membuat otak kita menjadi membangun standar hidup dan tidak berani melangkah lebih jauh. menjadi pikiran yang tertanam kuat di otak kita. lalu kebahagiaan hanya ada di garis masing-masing. Menjadikan kaya semakin kaya dan yg miskin tetap miskin. Entah orangtua mempunyai seberapa harta kita masih menumpang. dan harta sesungguhnya saat sudah bekerja bukan? dan harta selalu datang dan pergi, dari tangan ke tangan dan bukan jatuh dari langit dengan pilih kasih.

entah bagaimana cara membuat kebersamaan dengan-tanpa memandang harta sebagai sebuah syarat. kita ini mempunya hati yang sama, makan makanan yang sama, dan sama-sama manusia. tidak peduli berapa hartamu. Jadilah diri sendiri, cerdaskan otakmu, buat sebuah kesuksesan, dan jangan pernah menyerah dalam mengejar mimpi. semua pasti bisa lebih baik. Mari kita saling melengkapi, dan selalu bersyukur dari apa yang kita miliki. Bukankah Tuhan menciptakan sesuatu dengan sebuah alasan untuk saling melengkapi? Bagaimana jika tidak ada petani yang hidup di desa dan hidup dengan ladang tanahnya? bagaimana jika tidak ada pembeli dan memasarkan? Kita bukan Tuhan yang bisa menciptakan kesempurnaan. Kita bukan hidup seperti sinetron atau film hayalan di tv.

Mari kita hapuskan pemikiran tentang pembatasan harta. Yang sudah kita miliki, mari disyukuri. segala harta ini hanya ada didunia dan tidak dibawa mati. jangan terbuai dengan harta. Seberapapun harta kita bukanlah sepenuhnya milik kita. ada milik mereka yang membutuhkan, dan ada sedekah yang harus dibayarkan. Jangan memandang sebelah mata. kita semua terlahir sama.  :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar